Terbitkan Bukumu Catatkan Sejarah

Resume             : Rabu , 6 Mei 2020
Oleh                   : Supyanto
Narasumber     : Farrah Dina

Terbitkan Bukumu  dan Catatkan Sejarah

Nara sumber kali ini adalah penulis srikandi yang bernama Farrah Dina. Selain sebagai penulis beliau juga sebagai pendidik, trainer dan motivator. Ini merupakan wanita pertama yang menjadi nara sumber selama saya mengikuti belajar menulis bersama Omjay yang ganteng. Wanita lulusan terbaik Fakultas Pertanian Bogor tahun 2003 ini adalah pendiri Tangga Edu sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan.  

Tema yang diangkat hari ini adalah Terbitkan buku catatkan sejarah.  Kenapa begitu? karena seorang filsuf pernah mengatakan bahwa membaca buku sama saja untuk berbicara dengan orang-orang bijak di masa lalu. Dan pastinya manusia ini dikenal dalam sejarah yang ditulis dalam sebuah sejarah.  Karena itu apa yang bisa kita tinggalkan adalah sebuah tulisan.  

Tentu menerbitkan buku adalah salah satu jalan untuk bagaimana pikiran kita, perkataan yang kita ucapkan,  perasaan kita itu abadi hingga akhir jaman. Permasalahannya menerbitkan buku dengan membaca buku adalah dua hal yang berbeda. Membaca buku bisa dilakukan siapa saja, dan bahkan menerbitkan buku pun saat ini bisa dilakukan siapa saja.  Tapi menerbitkan buku kemudian di penerbit besar itu adalah sebuah akibat dari sebuah karya yang baik.  Jadi jangan jadikan itu sebagai awal tujuan atau rencana.  Jadikan itu sebagai tantangan tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita menulis dan menuangkan pikiran kita supaya dikenang sepanjang masa.

Sebuah tulisan yang ingin diterbitkan saat ini caranya banyak sekali dan sebenarnya sangat mudah. Yang paling penting adalah kehadiran bagi pembaca. Penulis itu dipengaruhi oleh  hadirnya pembaca dan pembaca tidak selalu dalam bentuk buku. Kita bisa posting  tulisan kita di mana-mana seperti di media sosial. Yang menjadi faktor utama adalah bagaimana kita mulai membuat karya lalu mengasahnya menjadi sebuah intan dan berlian yang nantinya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Menulis dengan Pola 4R

Renjana
Apa sih itu renjana? Renjana itu bahasa Indonesia dari fashion. Sesuatu yang amat sangat menarik buat kita. Sesuatu yang menjadi pemikiran kita. Sesuatu yang menjadi hal-hal yang jika kita melakukannya terasa mudah, nyaman dan menyenangkan. Mulailah sesuatu yang memang sesuai dengan renjana kita. Kalau kita suka novel cenderung untuk menulis fiksi ya menulislah tentang fiksi. Tapi kalau kita suka sekali dengan penelitian maka kita menulislah nonfiksi.  Kalau kita lebih cenderung kepada non fiksi atau apapun itu, mulailah dari sesuatu yang memang kita kuasai dengan baik. Kenapa? karena dengan begitu waktu menulis akan mengalirkan kata-kata, akan mengalir dengan begitu mudah. Cara paling mudah untuk kita termotivasi untuk terus menulis adalah bagaimana kita merasa sukses untuk melakukan sesuatu.

Banyak sekali Bapak Ibu yang cerita kepada penulis. Satu teks pun nggak ada yang jadi, tidak sampai tuntas lalu di tengah jalan berhenti. Di tengah jalan nanti itu, sebenarnya hal yang wajar untuk dilakukan atau dialami siapa saja. Tapi jika itu terjadi sampai akhirnya sama sekali tidak ada karya. Maka itulah  yang menjadi sebuah masalah. Setelah ditelusuri ternyata apa yang dia tulisnya itu berawal dari sesuatu yang sebenarnya tidak mudah bagi dirinya, karena sesuatu yang dipaksakan.  Carilah renjananya apakah buku anak, buku anak juga saat ini sangat dibutuhkan. Kemudian apakah bentuknya penelitian. Tapi itu kemudian bagaimana kita membuat penelitian itu menjadi sesuatu yang populer. Kemudian Apakah bentuknya motivasi atau bentuknya keagamaan dan lain sebagainya. Intinya menulislah yang menurut anda mudah dan sesuaikan dengan gentre Ibu dan bapak.

Rutin

Nah yang kedua adalah rutin. Rutin ini kuncinya bukan hanya rutin menulis. Tapi yang lebih penting lagi adalah rutin membaca.  Kenapa? Karena dengan rutin membaca itu menjadi sesuatu yang otomatis sehingga kita apapun akan terekam, apapun yang kita lihat, apa yang kita alami kita, ingin menjadi sebuah bahan bacaan. Sehingga kita akan termotivasi untuk menulis. Kosakata dalam membaca tidak sama dengan kosakata dalam bahasa lisan. Kosakata membaca kecenderungannya adalah berkaitan dengan kosakata menulis, jadi ketika kita mendengar kita ingin mengemukaan kembali pembicaraan itu tetapi ketika kita membaca kita ada keinginan untuk membuatnya dalam bentuk tulisan yang lain.

Rumus penulis hebat adalah mereka selalu menyiapkan waktu khusus dan tempat khusus untuk terus menulis. Setiap orang mempunyai beda-beda kebutuhannya. Tetapi juga jangan sampai menjadi sebuah ketergantungan. Sebab itu perlu untuk adanya predictable untuk melakukan kegiatan tulis-menulis itu. Menulis itu bisa dimana saja kapan saja dan tentang apapun. Jadi setiap kita melihat hal-hal apapun itu misalnya ada orang berpakaian yang berbeda, ada orang melakukan sesuatu berbeda, tetapi belum sempat menulis. maka rekam saja. Sekarang banyak sekali aplikasi note di handphone, saya biasanya menggunakan recorder karena ketika kita harus mengumpulkan Bank-Bank cerita itu kita akan menulis dan mereviewnya. Tetapi yang harus direkam secara detail, sehingga mudah mengemukakannya kembali. Nah itu harus kita lakukan, sehingga moment-moment bagus itu tidak terlewat begitu saja. Karena pada saat kita minta kejadian hari ini,  tetapi kita akan menulis 1 bulan kemudian. Maka moment itu kalau tidak terekam akan terlupakan. Oleh karena itu jangan biarkan kesempatan hilang begitu saja. Intinya harus diingat orang yang memendam akan kalah dengan orang yang mengungkapkan dan orang yang menunggu akan kalah dengan orang yang melakukan.

Review

Review  adalah kegiatan melihat kembali. Dalam tahap ini yang paling panjang dan paling sulit. Caranya kita melihat lagi mulai  dari saat pertama kali melakukan menulis, semua yang ditulis dilihat nama tokohnya, peristiwanya, sin-nya, logikanya dan alurnya.  Dalam mereview ini lebih menyelaraskan apa yang menjadi tujuan penulisan. Harus diingat apakah ini buku untuk anak-anak, remaja, dewasa atau orang tua. Dalam mereview misalnya buku panduan maka kita melihat untuk apa, bagaimana program untuk para guru-guru yang betul-betul dibutuhkan, apa yang dibutuhkan untuk pengetahuan teknis nya, aplikasinya tapi juga butuh apa namanya dan seterusnya. Dalam review itu harus detail supaya buku enak dibaca dan mudah dipahami. Teman-teman juga mungkin punya rencana penelitian atau misalnya karena kita menyelesaikan pendidikan S2 atau S3 kemudian terus bergelut dan terus mendalami dengan masalah penelitian itu, maka otomatis akan tumbuh pemahaman kita tentang hal itu dan ingin sekali menuliskannya. Tapi kuncinya adalah ketika kita menuliskan penelitian, maka jangan itu menjadi semacam sebuah laporan penelitian yang kita kenal jurnal hasil penelitian atau yang lainnya. Tapi jadikan itu untuk jurnal populer karena sering kali saya melihat isinya adalah bermacam-macam dari pustaka-pustaka yang ada. Tapi ambil Angle di mana itu menjadi sesuatu yang populer karena nanti akan diterbitkan.

Ruang bagi Pembaca

Ketika review Jangan jadikan dari kita sudah cukup.  Tetapi yang lebih penting dari pembaca. Kalau pembaca yang dituju adalah anak-anak ya anak-anaklah harus dijadikan sasaran kita meminta pendapat. Anak-anak itu bukan kita meminta mereka untuk membaca kemudian kita mengharapkan yang positif.  Tapi kita harapkan adalah yang negatif.  Artinya apa yang harus diperbaiki, apa yang mereka tidak suka, apa yang mereka sulit, apa yang tidak menarik.  Itu yang penting yang harus kita memperbaiki. Tetapi ruang bagi pembaca ini jangan sampai menghilangkan jati diri penulisnya, itu penting.  Contoh paling mudah adalah buku anak-anak setiap anak itu pasti dibaca dulu oleh anak-anak usia sasarannya. Banyak sekali dari mereka itu hal-hal yang tidak kita pikirkan, karena anak-anak  kita punya pola pikir yang berbeda-beda. Begitu juga dengan buku untuk orang tua, itu perlu masukan dari ruang pembaca. Di ruang bagi pembaca itu lah akan kelihatan penting bagi penulis tidak ada artinya tanpa hadirnya pembaca. pembaca menjadi penting karena itu, kita harus mengshare di medsos kemudian meminta keluarga kita membaca, teman kita membaca, anak kita membaca itu adalah hal yang penting. Karena ada kepuasan ketika ada orang yang membuat kita menjadi lebih baik.


Mari menulis dengan 4R. Apa itu 4R? Anda akan dapatkan jawabannya setelah menonton video di atas. Jangan lupa klik like and subscribe ya. Berikan komentar anda.


Sekarang kita ikuti Tanya jawab

Pertanyaan pertama

Apakah kita harus melalui tahapan 4R itu agar buku yg diterbitkan berkualitas?

Nani
Bogor Jawa Barat

Jawaban
Bu Nani yang bersemangat, tidak selalu seperti itu. Ini dirangkum dr pengalaman2 penulis yg hebat yg sudah menerbitkan banyak buku dan disukai. Mereka akan menulis yg betul2 sesuai dgn renjananya lalu terbiasa menulis (rutin). Pada awal menulis buku, jangan kita dipusingkan dengan editing & lain2nya yg nanti justru akan menghambat jadinya sebuah naskah. Tapi setelah itu, baru dilakukan review berulang (dan ini proses panjang). Seringkali bahkan naskah final sangat berbeda dr naskah awalnya... Kekuatannya di review ini. Untuk ruang pembaca, tujuan kita menulis adalah untuk dibaca jadi perlu mendengar masukan dari pembaca juga.... …

Pertanyaan kedua

Ini Bu Beni Bojonegoro, tanya bagaimana teknis / langkah mengubah tulisan dr best practice menjadi tulisan populer?  terima kasih 🙏🏽

Jawaban
Ibu Beni dari Bojonegore yang saya hormati, pertanyaan yang sangat menarik. Banyak buku-buku yang sekarang best seller adalah buku2 ilmiah tapi disajikannya dalam bentuk populer tidak penuh dengan data-data yang memusingkan. Sebaiknya ibu membaca contoh buku2 populer yang berdasarkan pendekatan ilmiah... Dari buku-buku ini yang saya perhatikan mereka akan membahas "Permasalahan" lalu "jawabannya" dgn sedikit2 memasukkan teori2 pendukung. Jadi yang dibahas bukan teroinya, ada unsur emosi kuat yang dibangun sehingga ada konektivitas dengan pembaca.

Beberapa contoh buku ilmiah dibuat populer (maaf yan…

Pertanyaan ketiga

Assalamualaikum. Saya Siti Fatimah dari Mojokerto.
Sebagai pemula saya masih bingung menentukan passion saya dimana. Bagaimana kita mengetahui passion kita dengan mudah.

Jawaban

Wa alaikum slm wr wb..
Ibu Fatimah, tidak sedikit orang yang merasakan hal yang sama dengan ibu. Memang ada orng-orang yang dari awal sudah tau apa bidang menulis yang akan digelutinya dan ada juga yang butuh waktu. Cara paling ampuh adalah dengan terus menulis, nanti akan kelihatan kecenderungan kita. Bahkan, dengan mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman ke dalam bentuk rekaman/tulisan pun nanti akan terlihat apa yang menjadi renjana kita. Kita bisa lihat dari bank yang sudah kita kupulkan, apa sih yang menarik untuk kita yang mendorong kita untuk mengungkapkannya…

Pertanyaan keempat

Assalamualaikum, saya Warsih dari Kota Tangerang. Mau menanyakan tentang pembuatan buku anak-anak. Misalnya kita menulis berdasarkan apa yang kita lihat, kemudian kita tambahkan dengan khayalan dan imajinasi kita boleh tidak. Jadi tidak pyur fiksi. Nah yang sperti itu termasuk kategori buku apa Bu. Trimakasih

Jawaban

Wa alaikum slm wr wb....
Ibu Asih pecinta buku anak, boleh sekali memasukkan imajinasi ke dalam buku anak. Justru imajinasi itu kekuatan dari buku anak. Seperti binatang berbicara, anak pergi ke ruang angkasa, berteman dengan robot, itu adalah imajinasi.

YAng tidak boleh adalah takhayul dan imajinasi yang mengandung kekekrasan. Saya pribadi keberatan dengan anak durhaka menjadi batu, siasat membuh raksasa seperti dalam legenda asa…

Pertanyaan kelima

Assalamualaikum... Saya ika siswati dari kota tangerang mau bertanya apa yang ibu  lakukan sehingga dapat  menemukan passion ibu yaitu menulis buku anak?

Jawaban

Wa alaikum slm wr wb... Saya menemukan renjana saya berawal dari pendidikan sy di Amerika & Jepang yang di mana mereka sangat serius memikirkan buku anak. TIdak halnya di Indonesia. Sebenarnya ini juga berawal dari kebutuhan, saat di Jepang anak saya masih TK dan akan kembali ke Indonesia masuk SD. Jadi saya harus mengajarkan membaca. Sy minta dikirimkan buku2 dari Indonesia tapi saya tidak puas. Lalu saya menulis buku sendiri dan ternyata itu menyenangkan buat saya dan saya merasa bisa memberi solusi pada permaslaahan yang ada.

Selanjutnya saya juga melakukan penelitian di bidang memba…

Pertanyaan keenam

Pertanyaan buat Bu Farrah
Ibu masih muda sekali...dan tentunya bersemangat, apa yang melatarbelakangi ibu mendirikan Tangga Edu dan juga bisa menjadi penulis
Terima kasih
Rachmi Banyuwangi
🙏🙏🙏

Jawaban

Ibu RAchmi yang juga pastinya bersemangat, jawabannya sama dengan pertanyaan kelima ya bu.... Yang menjadi motivasi sy adalah bagaimana memberi manfaat sebesar mungkin untuk negri Indonesia tercinta ini... Sama dengan BApak & Ibu semua...

Pertanyaan ketujuh

Slmt siang ibu Farrah, Bagaimana memanage 4 R ini agar menjadi sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi dalam menulis? Yulius Roma-Tana Toraja. Tks

Jawaban
Pak Yulius dari Toraja, LAKUKAN... itu kunci utamanya pak... Dengan melakukan maka saya yakin Bapak akan menemukan polanya tersendiri. Yang perlu diingat adalah di awal, tulis dulu apa yang mudah untuk kita, tapi perlu dipaksakan juga agar menjadi rutinitas. Dengan begitu kita akan sangat terbiasa.... Saat ingin dipublish ke orang lain, maka perlu dilakukan review berulang-ulang. Jangan lakukan review saat menulis di awal, karena nanti tidak akan jadi karya krn kita berkutat dengan banyak hal. Selamat menulis

Pertanyaan kedelapan

Assalamualaikum Bu Dina,,, saya Candra dr Langkat Sumatera Utara...trmksh formula 4R..sngat mmbntu untuk sy sbgai yg br bljr untuk mnulis...prtnyaan saya Bu...mnrut ibu apakah seorang penulis harus fokus pada satu passion atau genre tulisan agar tulisannya btul2 baik...dan mmg ada tdk pngruh taste/rasa tulisan seseorang yang suka mngrjkn dua tulisan(fiksi dn non fiksi) secara bersamaan? Trmksh bu🙏😊

Jawaban
Wa alaikum slm wr wb...
Pak Candra dari Langkat yang bersemangat menulis, ini menarik sekali untuk didiskusikan... Sebagai awal, tulis dulu sesuatu yang mudah bagi kita, yang sesuai dengan renjana kita, yang kita senang saat menuliskannya. Ini gunanya untuk memberi reward terhadap diri sendiri. Dengan jadinya naskah yang kita sukai, itu ak…

Pertanyaan kesembilan

Nama : Munandar, Kabupaten Sumba Timur

Yth. Ibu Farrah, bagaimana cara awal untuk mengetahui passion seseorang?
terimakasih

Jawaban
Pak Munandar dari Sumba, jawabannya sama dengan pertanyaan no. 3 ya pak.... (silahkan dilihat). Kalaupun belum mengetahui pasiion nya saat ini, yang penting adalah menuliskan sesuatu yang betul2 kita merasa menikmati dalam menuliskannya...

Pertanyaan kesepuluh

Assalamualaikum ibuk Farrah dina,perkenalkan sy Syukri dari SMAN UNGGUL Dharmaraya Padang,

Perkenankan saya bertanya ttg pengalaman ibuk Farrah dalam tulis menulis ibu mengatakan ada 4 R, salah satunya adalah Renjana, saya kurang pahan dari bahasa apa itu Renjana dan mengapa ibuk letakkan di poin paling atas, Sekian wasalam

Jawaban
Pak Syukri, renjana adalah passion, ketertarikan kita pada satu hal yang kita akan mengerahkan energi kita untuk itu dengan senang hati. Menulis sesuatu yang sesuai dengan renjana kita, itu akan menjadi kekuatan di awal. Manusia memerlukan reward langsung. Saat kita menulis sesuatu yang sesuai dengan minat kita, maka kita akan menikmatinya & hasilnya pun akan cepat jadi. Hasil tulisan yang jadi ini menj…

Pertanyaan kesebelas

Mat sore Bu Farrah, bagaimana caranya agar dapat menerima tanggapan pembaca yang negatif pada tahap ruang bagi pembaca?  Bagaimana tips mengubah penulisan ilmiah menjadi penulisan populer? Benny Belang. Kupang-NTT.

Jawaban
PAk Benny dari NTT, menerima tanggapan negatif memang tidak mudah. Jangan sampai juga itu medemotivasi kita dan menghilangkan jati diri kita. Saat kita mendengar tanggapan pembaca, yang perlu kita tahu sebenarnya adalah penangkapan pembaca terhadap hasil tulisan kita. Apakah sama seperti apa yang ingin kita sampaikan? Jika berbeda, apa yang berbeda (tentu perlu ada ruang imajinasi yang berbeda antara pembaca dan penulis). Kemudian "keseluruhan" atau "detail" apa yang tidak disuka. Kalau tidak suka karena selera yang …

Pertanyaan keduabelas

Assalaamu'alaikum bu farah...td ibu menjelaskan tahapan menulis 4R. Yg pertama renjana (passion). Pertanyaan saya kalau saya merasa renjana (passion)  sy membuat buku pelajan fisika. Apakah berarti sebaiknya saya menulis buku pelajaran fisika sj? Krn sy kalau mencoba menulis buku fisika terasa lebih ringan dibanding mencoba menulis  artikel dll. Sri indayani sman 1 paciran

Jawaban
Bu Sri sang fisikawan, untuk tahap pertama maka sebaiknya ibu pilih buku fisika. Ini untuk menciptakan reward bagi diri kita di awal agar kita terus termotivasi untuk menulis. Namun setelah itu lebarkanlah sayap... Coba buat artikel lain yang tetap mengaitkan dengan fisika (ilmiah menjadi populer) dan berkreasilah dengan genre2 lain... Sebagai tambahan, dapat dibaca pada jawaban pertanyaan kedelapan.

Pertanyaan ketigabelas

Assalamualaikum bu fara..saya belum pernah menulis buku namun saya sering melakukan penelitian dan ada beberapa yang saya publikasikan. pertanyaan  bagaimana cara mudah menulis buku sebagai pemula seperti saya karena bebrapa kali saya coba selalu gagal. terima tas pencerahanx.
fitran  _mataram

Jawaban

Wa alaikum slaam wr wb... Pak Fitran yang suka meneliti, MULAI SAJA DULU (seperti iklan di tv yaa...). Ini yang paling penting. Jika memang tertarik dengan penelitian, coba ambil salah satu sudut dari penelitiannya untuk dijadikan artikel (bukan keseluruhan penelitian). Ambil sisi yang dapat dibangun konektivitasnya pada pembaca secara umum

Pertanyaan keempatbelas

Saya M. Rasyid Nur dari Karimun
Pertanyaan:
Sebelum menentukan R(uang) pembaca apakah kita perlu meneliti atau survey untuk calon pembaca buku kita. Lalu, bagaimana sebaiknya jika kita berharap pembacanya tidak terlalu spesifik?

Jawaban

Pak Rasyid, pada tahap awal kita menulis maka sebaiknya kita menulis untuk tujuan diri kita. Apa yang ingin kita sampaikan. Agar keluar jati diri kita sambil kita melihat yang cocok dengan tulisan kita itu pembaca yang bagaimana. BAru kemudian kita berkembang, mulai menulis berdasrkan "pesanan" artinya kita tentukan dulu sasaran pembacanya. Misalnya menulis untuk remaja maka ada bahasa2 yang perlu disesuaikan, maka kita menulis dengan "frame" pembaca di kepala kita... Nanti kita minta pendapat dari pembaca yang dituju sesuai sasaran.

Pertanyaan kelimabelas

Salam sejahtera ibu Farah
Menulis buku anak itu tentu untuk membangkitkan minat maka perlu gambar. Apakah ibu menggambar sendiri atau menggunakan jasa? Atau adakah cara lain mendapatkan gambar.
Buku Anak bagi saya itu suatu kesulitan. Saya sudah mencobanya. Terbentur pada gambar, termasuk bila harus meminta izin.
Terima kasih bila ada tips yang berbeda.
Salam Literasi dari Timor  (Roni Bani)

Jawaban

Salam Bapak Roni, saya membuat buku anak dengan desai berjenjang di awal. Mulai dr pembaca pemula yang hrs penuh dengan gambar. Untuk ini tentu saya bekerja sama dengan ilustrator. Byk komunitas2 ilustrator saat ini, termasuk di medsos. Tapi pada jenjang yang lebih tinggi, buku anak akan lebih sedikit gambarnya bahkan tidak bergambar (novel anak)…

Pertanyaan keenambelas

Salam Sehat Ibu Farrah
Ini adalah hari ke-8 saya mengikuti pelatihan menulis. Kiat2 untuk menulis diantaranya menulis setiap hari, apa saja yg terlintas akan saya tulis. Jenis tulisan sya masih bersift bebas dg kata2 yg mengalir begitu saja di dlm otak saya tulis. Yg ingin sy tanyakn bgmn cara menulis secara ilmiah  seperti PTK, Best Practice dengan baik
Elly Mahayani - Jembrana Bali

Jawaban
Salam Ibu Elly, selamat... dengan ibu sudah rutin menulis maka ibu sudah MEMULAI... Nanti dari kumpulan tulis itu, pilih beberapa yang ingin direview dengan serius hingga menjadi tulisan yang siap p ublikasi... Untuk tulisan ilmiah ke populer, ada ji jawaban no. 2

Pertanyaan kedelapanbelas

Assalamualaikum Ibu Farah ,
Sesuai materi tadi  bahwa Pembaca itu sangat dibutuhkan oleh penulis. Bagaimana cara menjadikan PD pada diri sendiri untuk tidak malu tulisannya dibaca orang lain
Saya sering menulis, tapi selesai menulis saya simpen. Pernah saya menulis di blog dulu uuu sekali ( baru ttg RPP dan pembelajaran sih, sedikit) tapi  kok temen aku langsung copas semuanya dan dijadikan administrasi nya dan dijadikan atas namanya untuk mendapatkan ttd pimpinannya. Padahal saya nulis itu mikir setengah mati.
Dari situ saya jadi males share lagi.
Mungkin pikiran itu salah. Mohon pencerahannya. Terimakasih
Santi~ Jayapura

Jawaban

Wa alaikum slm wr wb.
Ibu Santi, saat tulisan dipublikasikan maka hak penulis terhadap interpretasi terhada…

Pertanyaan kesembilanbelas

Saya Sri Budi Handayani dari Gresik

Mau bertanya tentang proses kreatif mbak Farrah menulis buku anak , berikan contohnya,

Terima kasih.

Jawaban
Bu Sri, karena saya menulis buku berjenjang maka banyak pakem yang harus sy perhatikan. Biasanya saya memulai dr sesuatu value yang ingin saya kenalkan pada anak tapi tidak dengan cara doktrin tapi tertangkap. Agar dapat byk ide, maka saya byk menonton film anak, bergaul dengan anak2 & membaca buku2 anak. Contohnya buku "Sihdeh & Robot" yang intinya mengenalkan cara menenangkan diri dengan menarik napas panjang. Kecenderungan anak laki-laki agak sulit untuk menenangkan diri saat marah, maka diambillah tokoh robot agar relate dengan anak laki. Setelah itu dibuat prosesnya, termasuk memb…

Pertanyaan kedelapanbelas

Assalamualaikum Ibu Farah ,
Sesuai materi tadi  bahwa Pembaca itu sangat dibutuhkan oleh penulis. Bagaimana cara menjadikan PD pada diri sendiri untuk tidak malu tulisannya dibaca orang lain
Saya sering menulis, tapi selesai menulis saya simpen. Pernah saya menulis di blog dulu uuu sekali ( baru ttg RPP dan pembelajaran sih, sedikit) tapi  kok temen aku langsung copas semuanya dan dijadikan administrasi nya dan dijadikan atas namanya untuk mendapatkan ttd pimpinannya. Padahal saya nulis itu mikir setengah mati.
Dari situ saya jadi males share lagi.
Mungkin pikiran itu salah. Mohon pencerahannya. Terimakasih
Santi~ Jayapura

Jawaban

Wa alaikum slm wr wb.
Ibu Santi, saat tulisan dipublikasikan maka hak penulis terhadap interpretasi terhada…

Pertanyaan kesembilanbelas

Saya Sri Budi Handayani dari Gresik

Mau bertanya tentang proses kreatif mbak Farrah menulis buku anak , berikan contohnya,

Terima kasih.

Jawaban
Bu Sri, karena saya menulis buku berjenjang maka banyak pakem yang harus sy perhatikan. Biasanya saya memulai dr sesuatu value yang ingin saya kenalkan pada anak tapi tidak dengan cara doktrin tapi tertangkap. Agar dapat byk ide, maka saya byk menonton film anak, bergaul dengan anak2 & membaca buku2 anak. Contohnya buku "Sihdeh & Robot" yang intinya mengenalkan cara menenangkan diri dengan menarik napas panjang. Kecenderungan anak laki-laki agak sulit untuk menenangkan diri saat marah, maka diambillah tokoh robot agar relate dengan anak laki. Setelah itu dibuat prosesnya, termasuk memb…

Pertanyaan keduapuluh

Assalamualaikum wr wb.
Saya Safitri dari TK N Pembina Bobotsari Purbalingga.
Mohon izin bertanya :
1.Saya ingin menulis tentang buku ajar apakah sebelum menulis kita tentukan ide-ide atau semacam kerangka tulisan barulah kita mencari isinya?

2.Saya sudah mengumpulkan buku-buku sbg sumber.Tapi rasanya masih buntu untuk menulis..kadang berpikir mana dulu yang mau ditulis?
Pikiran2 seperti itu yg akhirnya menghambat untuk mulai menulis..Bagaimana mengatasi seperti ini supaya menjadi sebuah tulisan?

Jawaban
Bu Safitri,
Betul sekali untuk buku non fiksi qta perlu kerangka, paling tidak poin2 penting yang ingin kita sampaikan. Tidak bisa memulai karena kita berpikir "keseluruhan" dulu maka ini akan menghambat di awal. Dari poin2 yang sudah…

Pertanyaan keduapuluhsatu

Sri Sulastri dr Bojonegoro, pertnyaan sy cara apa agar bisa menghasilkan buku dengan cepat bagi penulis pemula?

Jawaban

Bu Sri, mulai dari yang mudah menurut Ibu... Topik yang paling ibu kuasai. Tapi tidak ada yang instan, semua harus ,elalui proses. Proses itu akan semakin cepat jika segera dimulai😉

Pertanyaan keduapuluhdua

Slmat Sore Ibu. Terkait R ke-4. Mnurut pnglman Ibu, brapa persen dari ruang pmbaca dapat ditmpung masukannya dan bgaiman sikap kita dlm mnerima smua kritikan itu agar tdak trbwa amarah. Trima Ksih- Bernad.Toraja

Jawaban

Pak Bernard,
Tidak ada rumus baku. Kita siapkan diri kita untuk terbuka terhadap berbagai masukan. Tapi kita lihat, kalau dia tidak suka karena berkaitan dengan selera yang berbeda, maka dia bukan target pembaca kita dan ini informasi berharga bagi kita. Tulisan kita akan memiliki target pembacanya sendiri. Tapi kalau pembaca tidak suka karena interpretasi yang salah dari hasil karya kita, maka mungkin cara kita menuliskannya perlu diperbaik...

Pertanyaan keduapuluhtiga

Selamat siang Ibu Farrah, saya grefer dari kupang, NTT. Apakah review buku yang dimaksudkan adalah sebelum buku kita diterbitkan, maka buku itu kita berikan kepada pembaca tertentu untuk membacanya lalu memberikan masukan positif atau negatif dari buku yang kita tulis. Lalu, dikembalikan dan kita revisi setelah itu baru diterbitkan? Terima kasih.

Jawaban

Betul pak, tapi bahkan apapun hasil tulisan kita, kita hadirkan pada pembaca & melihat tanggapannya -- ini bahkan sebelum proses penerbitan, usaha individu penulis untuk mendapat masukan. Kalau sudah ke penerbit, maka ada mekanismenya lagi tapi kita pun sudah bisa jelaskan targetnya siapa, tanggapannya bagaimana kira hingga buku kita itu bisa dibilang layak terbit.


Bekasi, 6 Mei 2020


Yan Supyanto

Komentar

Supyanto mengatakan…
Komentarnya dan masukannya
Supyanto mengatakan…
Komentarnya dan masukannya
Wijaya kusumah mengatakan…
ayo kita belajar menulis buku anak dari bu Farrah

Postingan populer dari blog ini

MENULIS MOMEN SPESIAL KALA PEMBELAJARAN